Sabtu, 25 Agustus 2012

Berharga

Suatu kali temanku yang datang bertanya padaku, "Itu kalung baru ya?"
"Eh, bukan sudah lama kok."
"Oh, sudah lama tapi baru dipakai ya?"
"Iya." jawabku sambil tersenyum.
"Pasti dari mamamu."
Aku terkejut, "Bagaimana kamu bisa tahu?"
"Nebak aja"
"Kok bisa tau?" Aku makin heran. 

"Soalnya kalau aku perhatiin selama ini yang berharga bagimu itu mamamu deh"
Aku terdiam.. "Benarkah?" tanyaku lagi."

"Iya" jawab temanku mantab.
("Benarkah orang yang berharga bagiku, tapi aku malah menyakitinya" perih rasanya.)

Seseorang, eh beberapa orang sih pernah bilang ke aku kalau justru orang lain lah yang bisa melihat apa yang tidak bisa kita lihat. Maksudnya secara tidak sadar lewat body language kita.
Aku pernah merasa bersikap biasa-biasa saja dengan gerakan orang yang sewajarnya, tapi orang-orang di sekitarku seakan bisa tau kalau aku seperti sedang muram dan kayak orang ling lung, padahal emang aku sedang memendam banyak masalah..

Aku sedih dan kecewa dengan diriku sendiri. Aku malah lebih sering menyakiti orang yang paling berharga bagiku. Baik secara langsung, tidak langsung bahkan diam-diam.

Kalung itu kalung salib dengan beberapa bagian yang hampir rusak, tapi entah kenapa sangat berharga bagiku. Selain karena mama yang memberikannya tapi juga seperti di dalamnya ada doa seorang ibu yang sangat kuat dan tidak ada habis-habisnya. Doa yang melindungiku.

Maaf ma', da', aku bukan anak baik yang seperti kalian inginkan, tapi terimakasih tetap mencintai dan menganggapku anak kalian yang berharga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar