Kamis, 08 Januari 2015

Two or Three Years A Go

Last night di tempat tidur I wondered, I prayed.. God, bisakah Engkau ambil saja perasaan ini karena aku feeling funny. Rasanya seperti bukan diriku. Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Aku tidak pernah merasa sad idiotic hurt sebelumnya bahkan dengan yang hitotsu aku biasa saja dan cenderung indifferent. Di pikiranku asal dia bahagia meski bukan denganku ya aku ga masalah. Tapi dengan yang futatsu, entah kenapa aku jadi terbawa perasaan. Tidak semangat lalu tidak ingin menjadi diriku. Oh God, am I really broken..my heart? Astagaaa.. Haha.. Jadi seperti ini rasanya. Fallin' and then broken :p Sempat terlintas pikiran, otoko mana yang mau disukai oleh Lines bahkan membicarakannya saja pasti sudah menjijikkan (menurutku). Dan....entah kenapa aku punya plan untuk  bersikap lebih dewasa dari luar.. (please ini bukan aku banget.. ok aku mungkin seperti anak-anak dari luar tapi dari dalam aku cukup dewasa..haha :p ) Astagaa, aku sampai segitunya.haha.

Fix aku memutuskan untuk tidak terlalu terbawa perasaan. Aku ingin menjalankan hari-hariku seperti biasa dan bahkan jauh lebih baik, lebih disiplin, lebih depend on God.
For first time, I prayed, I told God apa yang aku rasakan tentang otoko itu dan permohonanku. Ternyata menenangkan ya. Di sisi lain aku sedih, namun di sisi lain lega karena bisa punya perasaan ini. Ternyata jauh lebih lega dan bebas waktu menyukai dan mencintai otoko. Ureshii sou sampai terharu. I really thankful God for this :3
Ada kalanya aku ingin mengungkapkannya setelah aku pindah boarding house. Aku ingin menulis surat untuk dia, say thank you, dan harapan dia bahagia, dapat yang terbaik plus semua harapannya tercapai. Tapi.........tidak mungkin. Aku tidak bisa mengungkapkannya, tidak boleh mengungkapkannya. Otoko itu tidak boleh tahu. Aku tidak boleh mengungkapkan kata-kata itu. Tidak bisa. Tidak boleh..

Dua atau tiga tahun lalu saat aku mulai merasa aneh dengan diriku (mulai tertarik dengan onna), aku membeli sebuah buku judulnya "How to Find Your True Love" karangan Bo Sanchez (mengingatnya membuatku ingin tertawa..haha.). Aku membeli buku ini supaya bisa belajar mencintai otoko. Bukunya bagus tapi aku give up dan hanya membaca seperempatnya. Aku give up karena aku yakin aku tidak akan bisa tertarik dengan otoko. Tapi sekarang aku menyadari bahwa perasaan itu bisa datang dengan sendirinya.

Dua atau tiga tahun lalu saat aku mulai merasa aneh dengan diriku (mulai tertarik dengan onna), aku meminta foto wedding kaa-san dan oyaaji dari kaa-san (kaa-san bertanya untuk apa, tapi aku hanya tersenyum) lalu aku menempelnya di depan komputer. Tiap aku tertarik dengan onna, tiap aku ingin hidup bersama dengan onna, aku memandang foto itu. Aku tidak ingin membuat mereka bersedih. Aku ingat kata-kata Rent-san setelah oyaaji meninggal. Dia bilang atashi no oyaaji pasti ingin melihat aku bahagia dengan atashi no ototo suatu saat nanti. Tiap aku teringat kata-kata itu, aku memandang langit dan berharap melihat oyaaji tersenyum padaku.

Kemarin malam, aku merasa miserable. Aku melihat o kaa-san di foto itu. O kaa-san terlihat sangat bahagia. (lalu aku menggambar mereka) Kalau melihat o kaa-san sekarang, aku merasa miserable loaded. O kaa-san berhak bahagia, o kaa-san berhak jalan-jalan bersama keluarga, o kaa-san berhak melihat dunia luar. I prayed, God aku ingin mempunyai hubungan yang dalam dengan o kaa-san, doo-san, aniki. Aku ingin punya hubungan dengan keluargaku. Aku tidak punya keberanian untuk memulai. Aku tidak punya iman untuk memulai percakapan. Aku takut waktunya habis dan aku belum melakukan apa-apa. Aku ternyata sayang mereka tapi aku terus menyangkalnya. Aku bahkan berpikir kaa-san pasti membenci daughter sepertiku. Daughter macam apa yang tidak menelpon balik saat ditelpon atau sms balik setelah di sms. Daughter apa yang jarang menanyakan kabar keluarga. Daughter apa yang tidak pulang ke rumah... Aku merasa gagal.. Kalau ada pintu kemana saja milik Doraemon, aku ingin mengunjungi kaa-san to o baa-chan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar